Fungsi
|
contoh
|
uraian
|
Sebagai kerangka riset
|
Saya senang menggambar dari
sewaktu saya masih kecil, ketika ayah menyuruh saya untuk menggmbar rumah
atau pun boneka dengan bagus, ayah akan menghadiahkan saya sekotak pensil
warna, ini ayah berikan agar saya dapat menggambar dan mewarnai dengan lebih
bagus lagi
|
Pada pengalaman pertama, terdapat proses koneksionisme Thorndike.
|
Memberikan kerangka organisasi untuk item-item
informasi
|
sewaktu saya kecil, saya diajarkan menggambar oleh mama
saya .pertama saya disuruh membuat segitiga untuk atap depannya, segiempat
untuk pintu depan, persegi pangjang untuk atap kanan kiri, setelah semua
dirangkai, saya lalu mengerti bagaimana membuat gambar rumah.
|
Penjelasan pengalaman saya ini berkaitan
dengan kondisi belajar Gagne dimana kita dapat mengenal dan mengetahui suatu bentuk-bentuk
tertentu dan menghubungkan bentuk- bentuk tersebut.
|
Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
|
sewaktu saya bermain-main dengan adik saya, saya
kemudian saya memberi pertanyaan kepada adik saya yang masi sd. “dek,mana
lebih berat 1kg batu bata atau 1 kg pasir?” .adik saya menjawab lebih berat 1
kg batu bata. Saya sedikit tertawa, tapi karena dia bingung,lalu saya
menjelaskan kalo itu sama beratnya.
|
Pengalaman saya yang ketiga ini berhubungan dengan
teori perkembangan kognitif piaget, dimana
seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan lingkungan sekitarnya. |
Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
|
Ketika saya belajar mengendarai mobil,saya sama sekali
tidak tahu bagaimana cara menjalankannya, bagaimana ganti persneling,
sehingga pernah dimarahin abang saya karena terus menerus salah. Tapi ketika
belajar menegendarai mobil untuk selanjutnya, saya berusaha mengingat apa yg
diajarkannya karena saya tidak mau dimarahin lagi.
|
Pengalaman keempat saya, menggunakan proses pembelajaran proses kognitif. Karena penjelasan yang di butuhkan memerlukan
pemikiran kognitif , apa yang diajarkan oleh abang saya harus saya ingat agar
tidak dimarahin lagi.
|
Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
|
Sewaktu saya masih sd, ada teman sebangku saya yang
sakit perut karena makan mie jajanan diluar kantin sekolah. Saya bertanya
pada ibu saya, kenapa dia bisa sakit perut cuma karena makan mie. Lalu ibu
saya menjelaskan ,bahwa bisa saja mie yg teman saya makan dihinggapi lalat
sehingga kuman ikut masuk dan menyebabkan penyakit.
|
Pengalaman kelimasaya, menggunakan proses pembelajaran proses kognitif. Karena penjelasan yang diberikan oleh mama saya
,harus dipikirkan dengan menggunakan kognitif.
|
Rabu, 26 September 2012
Selasa, 25 September 2012
Minggu, 16 September 2012
:) Pengalaman
Saya seorang yang bersuku Batak Toba, yang
memanggil orangtua dari Ibu dan Ayah saya dengan sebutan “opung”. sewaktu saya
masih kecil, saya ikut Ibu saya kesuatu acara pesta . di pesta tersebut, Ibu
saya menyuruh saya menyalami seorang wanita separuh baya dan menyuruh saya
memanggil dengan sebutan “opung”. Saya bingung sebab dipikiran saya pada waktu
itu,panggilan “opung” ,biasa saya tujukan hanya kepada orangtua dari Ibu dan
Ayah saya saja. Lalu Ibu menjelaskan kepada saya, bahwa sebutan opung bisa juga
ditujukan kepada wanita yang usianya lebih tua dari orangtua kita .
Pengalaman yang saya dapatkan sewaktu kecil ini merupakan pengalaman positif
bagi saya . Menurut Piaget : proses interaksi dengan lingkungan menghasilkan
skema. Skema merupakan pengetahuan kita tentang suatu hal atau peristiwa. Hal
itu didapatkan melalui pengalaman, baik postif maupun negatif. Skema juga
dihasilkan melalui proses belajar.
informasi yang pertama saya dapatkan tentang panggilan opung ,hanya
dimaksudkan untuk orangtua dari ayah ibu saya, ternyata muncul informasi baru
yang mengubah skema saya, yang menjelaskan panggilan opung juga bisa ditujukan
untuk orangtua lainnya yang umurnya lebih tua dari orangtua kita, biasa juga
bisa dihubungkan dengan sesama marga di suku Batak.
Penyesuaian yang melibatkan pengubahan skema akibat adanya informasi baru yang
tidak sesuai dengan skema yang sudah ada ini disebut Akomodasi oleh Piaget.
Banyak
pengalaman positif dan negatif yang dihasilkan proses belajar dikehidupan . Dimana
sudah pasti juga akan melibatkan proses asimilasi dan akomodasi.
Kelompok 2 :
Beby Haryanti
Juli Theresia 09072
:) Pengalaman Beby : sewaktu saya
kecil . saya berpikir bahwa semua kapal itu hanya ada dilaut, tetapi suatu
ketika , Ibu saya mengatakan bahwa sepupu saya akan datang dengan menaiki kapal
terbang. Lalu saya bertanya pada Ibu, “lho ma..kok kapalnya terbang?” lalu Ibu
saya mengatakan kepada saya, bahwa kapal itu tidak hanya dilaut,tetapi ada juga
kapal terbang,yaitu pesawat.
:) Pengalaman Juli : Saya seorang
yang bersuku Batak Toba, yang memanggil orangtua dari Ibu dan Ayah saya dengan
sebutan “opung”. sewaktu saya masih kecil, saya ikut Ibu saya kesuatu acara
pesta . di pesta tersebut, Ibu saya menyuruh saya menyalami seorang wanita
separuh baya dan menyuruh saya memanggil dengan sebutan “opung”. Saya bingung
sebab dipikiran saya pada waktu itu,panggilan “opung” ,biasa saya tujukan hanya
kepada orangtua dari Ibu dan Ayah saya saja. Lalu Ibu menjelaskan kepada saya,
bahwa sebutan opung bisa juga ditujukan kepada wanita yang usianya lebih tua
dari orangtua kita .
:) Pengalaman
Serefhy : Burung bagi saya sewaktu TK adalah Unggas yang bisa
terbang, tetapi suatu ketika, guru saya mengatakan bahwa Penguin adalah salah
satu burung yang tinggal dikutub utara dan tidak bisa terbang seperti burung
lainnya.
Analisi kelompok :
Piaget mengatakan proses interaksi dengan lingkungan menghasilkan skema.
Skema merupakan pengetahuan kita tentang suatu hal atau peristiwa. Hal itu
didapatkan melalui pengalaman, baik postif maupun negatif. Piaget membagi skema
menjadi 2 : asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema
yang sudah ada.
Akomodasi adalah penyesuaian yang melibatkan pengubahan skema
akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada.
Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
Sesuai dengan teori piaget bahwa skema individu akan mengalami equlibrium
yaitu keadaan seimbang antara kognisi dengan lingkungan yang didapat dari
proses asimilasi dan akomodasi.
Pada pengalaman masing-masing anggota kelompok didapat dari pengalaman
positif sewaktu masih kecil. Pengalaman tersebut merupakan contoh dari proses akomodasi, dimana
dimasing-masing contoh jelas terlihat adanya informasi ,munculnya skema baru
yang menggantikan skema yang sudah ada sebelumnya.
Selasa, 11 September 2012
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori Piaget membahas perkembangan kognitif
manusia yang berfokus pada pemikiran manusia. Teori ini digolongkan dalam konstruktivisme yang berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif melalui tindakan yang termotivasi otomatis terhadap lingkungan. Piaget membagi
skema anak untuk memahami dunianya melalui empat
periode utama pertambahan usia, yaitu :
:) Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
:) Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Periode sensorimotor
merupakan periode pertama, yang menandai perkembangan kemampuan dan
pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
- Sub-tahapan skema refleks (lahir-6minggu) berhubungan dengan refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (6minggu-4bulan) berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder (4-9bulan) berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder (9-12bulan) saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier (12bulan-18bulan) berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
:) Periode
praoperasional (usia 2–7 tahun)
Piaget menunjukkan adanya Pemikiran (Pra)Operasi. Operasi mental
yang jarang dan secara logika tidak memadai adalah ciri dari tahapan
praoperasional .
Dalam tahapan ini :
-
Anak
dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan
semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda
bulat walau warnanya berbeda-beda.
- Menurut
Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dimana, anak mengembangkan keterampilan berbahasanyadengan mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar dengan menggunakan
penalaran intuitif bukan logis.
- Pemikirannya masih bersifat egosentris, sehingga anak suli untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Namun seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif
orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat
ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.:) Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
Tahapan ini adalah tahapan ketiga, yang muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri
berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama
tahapan ini adalah:
·
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya. Contohnya: bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
·
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda
menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
·
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Contoh: anak tidak akan lagi menganggap
cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang
tinggi.
·
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
·
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Contoh: bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama
banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya
berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
·
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Contoh: tunjukkan komik yang memperlihatkan fika
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian rino
memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru fika kembali ke ruangan.
Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa fika akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu
sudah dipindahkan ke dalam laci oleh rino.
:) Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Tahap operasional formal adalah periode
terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Anak
mengalaminya sejak usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta,
bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk
hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya.
Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan
besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran
moral, perkembangan
psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan
berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.
Piaget mengatakan proses interaksi dengan
lingkungan menghasilkan skema. Skema merupakan pengetahuan kita tentang suatu
hal ataupun peristiwa.
Contoh dari kelompok tentang skema :
Seorang anak memiliki skema tentang bunga mawar.
Pengalaman awal anak adalah melihat bunga mawar yang berwarna merah, lalu anak
beranggapan bahwa semua bunga mawar
adalah berwarna merah. Suatu saat, anak melihat sekuntum bunga mawar
yang berwarna putih. Anak perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya
tentang bunga mawar untuk memasukkan jenis bunga mawar yang baru ini. Jadi pada
kasus ini skema anak adalah semua bunga mawar berwarna merah.
Piaget membagi proses skema menjadi 2 yaitu : Asimilasi
dan Akomodasi.
:) Asimilasi adalah proses menambahkan
informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Pada contoh diatas anak melihat
bunga warna merah dan mengasimilasikannya menjadi “bunga mawar”.
:) Akomodasi adalah penyesuaian yang melibatkan
pengubahan skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema
yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru
sama sekali. Pada contoh diatas, anak melihat bunga mawar warna putih dan mengubah
skemanya tentang bunga mawar merupakan proses akomodasi.
Setelah proses penyesuaian
tersebut maka mucullah yang disebut dengan equilibrium yang merupakan keadaan
seimbang antara kognisi dengan lingkungan :)
kelompok 2 :
1. Beby Harianty
2. Juli Theresia 09072
Langganan:
Postingan (Atom)