Jumat, 20 Juni 2014

Video Keren !



Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
  
haloooo.. tadi awalnya saya buka youtube karena mau lihat Debat Presiden , eh nemu video ini.. video untuk Guru . saya jadi ingat bagaimana perjuangan Para Guru saya mulai dari TK,SD,SMP,SMA, bahkan di Perguruan Tinggi.. walaupun hari ini bukan hari Guru, tapi saya mau berterimakasih buat semua pendidik yang ada didunia ini, khususnya yang pernah mendidik saya :D Semua pendidik adalah guru (teringat kata Ibu Dina, Dosen Psikologi Pendidikan saya , yang juga menjadi salah satu pendidik yang sangat inspiratif dan sangat memotivasi anak didik) :)

FILM BEST SELLER :)


Berikut ini adalah beberapa film Indonesia yang merupakan hasil adaptasi dari novel-novel best seller
1. Ayat-Ayat Cinta
Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang pelajar di universitas populer di Cairo, Mesir yakni universitas Al Azzar. Film yang dibintangi oleh Fedi Nurul, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Mecca Melani Putria serta Oka Antara ini dirilis tahun 2008 dan merupakan hasil adaptasi dari novel best seller karya novelis asal Semarang, Habiburrahman El Shirazy.
2. Laskar Pelangi
Salah satu film inspiratif hasil adaptasi dari novel best seller karya Andrea Hirata. Laskar Pelangi mencerikan tentang anak-anak di pulau Belitung yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan meski dengan kondisi yang serba kekurangan. Ikal dan kawan-kawan bersekolah di sebuah SD tua yang hanya memiliki 10 orang murid dan dua orang guru. Meski demikian mereka tetap memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Dalam sebuah perlombaan cerdas cermat yang diikuti oleh beberapa SD, Lintang, salah satu murid paling cerdas di sekolah tersebut berhasil menjadi juara. Film ini dirilis tahun 2008 dan disutradarai oleh Riri Riza.

3. Ketika Cinta Bertasbih
Masih dari novel hasil karya Habiburrahman El Shirazy. Film ini juga menceritakan tentang seorang pelajar di Mesir. Jika ayat-ayat cinta mengambil latar di Semarang, maka Ketika Cinta Bertasbih mengambil latar langsung di Mesir. Film yang disutradarai oleh Chaerul Umam ini mencoba untuk tampil beda dengan menghadirkan artis-artis baru. Flim ini dibintangi oleh Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Norin serta Andi Arsyil Rahman. Nama-nama yang sebelumnya belum terdengar di dunia perfilman Indonesia. Film ini dirilis bulan Juni 2009
4. Sang Pemimpi
Edisi kedua dari serial Laskar Pelangi. Film ini menceritakan masa-masa Ikal di bangku SMA bersama saudara sepupunya, Arai. Film ini banyak menceritakan tentang Arai yang jatuh cinta pada seorang gadis melayu bernama Zakia Nurmala yang diperankan oleh Maudy Ayunda. Masih disutradarai oleh Riri Riza, film ini juga menghadirkan penampilan khusus dari vokalis band Noah, Ariel yang berperan sebagai Arai dewasa. Film ini dirilis tahun 2009

5. Negeri 5 Menara
Negei 5 Menara menceritakan tentang seorang anak muda minang bernama Alif yang menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur. Awalnya ia menjalaninya dengan setengah hati karna ia ingin sekolah di sekolah reguler, bukan pondok. Film ini diangkat dari novel best seller karya Ahmad Fuadi. Skenario film ini ditulis oleh Salman Aristo yang merupakan penulis naskah film Ayat-ayat Cinta serta Laskar Pelangi. Film yang dirilis bulan Maret 2012 ini disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman
6. 5cm
Sebuah film yang diangkat dari sebuah novel laris karya Donny Dirgantoro. Film ini menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton. Perilisan film ini terasa sangat special karna dilakukan secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia. Tepatnya pada tanggal 12 Desember 2012 (12-12-12). Film yang menceritakan tentang persahabatan 5 orang anak muda Jakarta yang mulai bosan dengan suasana yang begitu-begitu saja sehingga akhirnya memutuskan untuk tidak ketemuan selama 3 bulan. Pertemuan mereka dirayakan dengan naik gunung Semeru. Sebuah film tentang impian, cinta dan persahabatan. Film ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dan dibintangi oleh Herjunot Ali, Fedi Nuril, Ralin Shah, Denny Sumargo, Igor Saykoji serta Pevita Pearce
7. Perahu Kertas
Film ini dirilis tanggal 16 Agustus 2012 dan dibintangi oleh Maudy Ayunda (Kugy), Adipati Dolken (Keenan), Reza Rahardia (Remi) serta Sylvia Fully R (Noni). Film ini menceritakan tentang pasang surut hubungan asmara antara Kugy dan Keenan. Keenan adalah seorang pelukis berbakat serta Kugy adalah seorang gadis tomboy yang periang. Film ini diangkat dari novel roman karya Dee Lestari dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
8. 99 Cahaya Di Langit Eropa
99 Cahaya di Langit Eropa merupakan sebuah film tentang jejak-jejak agama Islam di benua Eropa. Film ini diadaptasi dari novel 99 Cahaya di Langit Eropa yang ditulis oleh Hanum Salsabela Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Cerita ini berdasarkan pada pengalaman mereka selama 3 tahun tinggal di benua biru. Film yang digarap oleh Maxima Pictures ini telah ditayangkan pertama kali pada tanggal 29 November 2013 lalu di Djakarta Theatre. Film ini mendapat sambutan yang cukup baik dari beberapa tokoh nasional termasuk presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
9. Edensor
Seri ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Film ini menceritakan tentang petualangan Ikal dan Arai selama menempuh pendidikan di Eropa. Film yang baru saja dirilis 24 Desember 2013 lalu ini dibintangi oleh Lukman Sardi (Ikal) serta Abimana Aryasatya (Arai). Tidak seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang disutradarai oleh Riri Riza. Film ini disutradarai oleh Benni Setiawan








Pendidikan Multikultural


Pendidikan merupakan salah satu unsur pembentukan karakter dan perkembangan diri manusia. Pendidikan seolah tidak henti-hentinya menjalankan peran penting untuk menjadikan manusia dari tidak mengetahui menjadi paham (mafhum).
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik (anak) perlu ditingkatkan, mengingat pendidikan merupakan salah satu unsur yang melekat pada diri manusia sebagai hak yang harus diterimanya. Serta pendidikan akan membawa masyarakat itu sendiri menuju kepada kemajuan, baik kemajuan dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kemajuan yang diharapkan oleh masyarakat yaitu ketenteraman, kerukunan, serta terhindar dari berbagai macam bentuk konflik.
Akhir-akhir ini banyak kita jumpai dalam tayangan televisi dan media cetak, banyak sekali kasus konflik yang semakin memprihatinkan. Kasus konflik di Lampung misalnya, bentrok antar umat beragama, antar suku etnis, dan lain-lain. Apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut? Bukankah seluruh agama di dunia melarang untuk berbuat kekerasan? Sungguh ironis memang, dengan kejadian seperti ini. Dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut sehingga terwujud masyarakat yang cinta akan perdamaian, saling menghargai antar sesama, dan tentunya terwujud masyarakat madani.
Nah, oleh sebab itu pendidikan multicultural sangatlah penting untuk diketahui dan diajarkan dalam pendidika anak, agar anak dapat mengerti bagaimana mereka akan bersikap ketika didalam lingkungan yang memiliki beraneka ragam budaya.
Pengertian Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural secara etimologis berasal dari dua term yakni pendidikan dan multikulturtal. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara yang mendidik.
Sedangkan istilah multikultural sebenarnya merupakan kata dasar yang mendapat awalan. Kata dasar itu adalah kultur yang berarti kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan sedang awalannya adalah multi yang berarti banyak, ragam, aneka. Dengan demikian multikultural berarti keragaman budaya, aneka, kesopanan, atau banyak pemeliharaan. Namun dalam tulisan ini lebih diartikan sebagai keragaman budaya sebagai aplikasi dari keragaman latarbelakang seseorang.
Pendidikan multikultural adalah sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia di manapun dia berada dan dari manapun datangnya (secara ekonomi, sosial, budaya, etnis, bahasa, keyakinan, atau agama, dan negara). Pendidikan multikultural secara inhern merupakan dambaan semua orang, lantaran keniscayaannya konsep “memanusiakan manusia”. Pasti manusia yang menyadari kemanusiaanya dia akan sangat membutuhkan pendidikan model pendidikan multikultural ini.
H.A.R Tilaar memberikan pengertian pendidikan multikultural sebagai merupakan suatu wacana lintas batas yang mengupas permasalahan mengenai keadilan sosial, musyawarah, dan hak asasi manusia, isu-isu politik, moral, edukasional dan agama.

Tujuan Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural berusaha menolong siswa mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung, menolong siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, menolong siswa mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong, 1996). Farris & Cooper (1994) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan multikultural adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis.

Penerapan Pendidikan Multikultural Di Sekolah
Membangun masyarakat yang dapat menghasilkan orang (warga negara) menyadari, mengakui, menghargai perbedaan bukan merupakan hal yang mudah. Perlu dirancang secara sistematik. Pada dasarnya, menurut Gorsky (2010) untuk dapat menerapakan pendidikan multikultural di sekolah diperlukan upaya transformasi pada tiga tahap yaitu:
1.    Transformasi Level Diri (transformation of self)
Transformasi pada level diri dapat digambarkan dengan sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman yang belum terjadi, transformasi tersebut merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan pendidikan multikultural.
Contoh dari tranformasi level diri seperti dapat menghargai perbedaan beragama pada        setiap indvidu.
2.    Transformasi Level Sekolah (transformation of school and schooling)
Transformasi pada level sekolah digambarkan melalui lima dimensi pendidikan multikultural yaitu:

a)      Integrasi materi (content integration)
Integrasi materi merupakan upaya guru memberikan atau menggunakan contoh dan materi dari bebagai budaya dan kelompok untuk mengajarkan konsep kunci, prinsip, teori, dan lain-lain ketika mengajarkan satu topik atau mata pelajaran tertentu dengan menyisipkan akan adanya kesadaran perbedaan budaya. Contoh: ketika mengajarkan topik tumbuhan berbiji belah, guru menyinggung bahwa kopi adalah salah satu contoh dikotil, kemudian dikaitkan dengan bagaimana masyarakat Lampung, Aceh, dan Jawa memanfaatkan kopi sebagai minuman tradisi masing-masing.  
b)      Proses pembentukan pengetahuan (knowledge construction procwss)
Proses pembentukan pengetahuan upaya membantu siswa untuk memahami, mencari tahu, dan menentukan bagaimana suatu pengetahuan atau teori pada dasarnya secara nyata tercipta karena adanya pengaruh budaya, kalangan, dan kelompok tertentu dengan status sosial yang terjadi pada saat itu. Contoh: Galileo menghasilkan teori helioentris yang mengemukakan asumsi geosentris yang terjadi pada masa dimana pengaruh agama saat itu sangat dominan. Galileo dihukum mati karena teorinya tetapi belakangan ini teori tersebut dipakai oleh masyarakat dunia.
c)      Reduksi prasangka (prejudice reduction)
Reduksi prasangka merupakan upaya guru membantu siswa mengembangkan sifat positif terhadap perbedaan baik dari sisi suku, budaya, ras, gender, status sosial, dan lain-lain. Contoh: Tidak benar kalau guru mendorong sikap atau prasangka yang menganggap bahwa orang papua yang berkulit hitam adalah terbelakang, bodoh dan lain-lain dalam proses interaksi di sekolah inilah yang harus dihindari. Guru seharusnya berkewajiban meluruskan asumsi dan prasangka tersebut. Salah satu cara mengurangi prasangka ini adalah melibatkan siswa melakukan aktivitas bersama dengan orang-orang dari berbagai status sosial, gender, ras, dan lain-lain.
d)   Pendidikan atau perlakuan pedagogik tanpa pandang bulu (equity pendagogy)
Pendidikan atau perlakuan pedagogik tanpa pandang bulu adalah upaya guru memperlakukan secara sama dalam prises pembelajaran dikelas. Kenyataan ini akan terlihat dari metode yang digunakan, cara bertanya, penunjukan siswa, dan pengelompokan. Contoh: Guru senantiasa menunjukkan seorang siswa sebagai ketua kelompok, karena siswa tersebut anak dari kalangan status sosial tertentu lebih tinggi dari yang lain.
e)       Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture and social structure)
Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial merupakan proses menstrukturisasi dan reorganisasi sekolah sehingga siswa dari beragam ras, suku, dan kelas sosial akan mengalami atau merasakan pemberdayaan maupun persamaan budaya. Semangat multikulturalisme akan tercermin dalam segala aktivitas sekolah, sehingga menuntut adanya perubahan baik dari sisi pendidik dan tenaga kependidikan, kebijakan sekolah, struktur organisasi, iklim sekolah, dan lain-lain.
3.    Transformasi Level Masyarakat (transformation of society)
Transformasi level masyarakat merupakan upaya paling berat karena sangat komplek dan melibatkan berbagai unsur terkait, hal ini akan terjadi dengan sendirinya jika transformasi level diri dan sekolah berjalan dengan baik (http://www.teknologipendidikan.net).

Berbagai Sumber

Selasa, 17 Juni 2014

Apa itu Bullying?



Pagi ini ada ujian untuk masuk ke PTN bagi adik-adik yang baru saja lulus SMA. Nah, tiba-tiba saja tercetus dipikiran saya untuk menulis tentang BULLYING, karena kita tahu bahwa banyak kekerasan dikalangan remaja, disekolah ataupun kampus yang sangat mengkhawatirkan (tapi dikampus saya tidak ada lho yaaaa… yihaaa!).
Nahhh, apa itu Bullying? Istilah kekerasan di kalangan pelajar, sejak tahun 1970 lebih dikenal dengan istilah bullying. Seorang pelajar dikatakan sebagai korban bullying ketika ia diketahui secara berulang-ulang terkena tindakan negatif oleh satu atau lebih banyak pelajar lain. Tindakan negatif tersebut termasuk melukai, atau mencoba melukai atau membuat korban merasa tidak nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan secara fisik (pemukulan, tendangan, mendorong, mencekik, dll), secara verbal (memanggil dengan nama buruk, mengancam, mengolok-olok, jahil, menyebarkan isu buruk, dll.) atau tindakan lain seperti memasang muka dan melakukan gerakan tubuh yang melecehkan (secara seksual) atau secara terus menerus mengasingkan korban dari kelompoknya.
Perilaku bullying dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis seseorang. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak fisik bisa mengakibatkan kematian. Pada dampak psikologis, meskipun pada awalnya kurang terlihat namun pada jangka panjang dapat mengakibatkan penyesuaian sosial yang buruk, emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam), perasaan rendah diri/tidak berharga.
Untuk pencegahan perilaku ini dapat dengan memberikan informasi mengenai apa itu bullying, seperti apa bentuk-bentuknya dan bagaimana dampaknya terhadap pelaku serta korban.
Sedangkan untuk penanganan perilaku bullying adalah dengan sharing yang menuju pada perubahan perilaku yang lebih baik. Atau dengan konseling. Biasanya anak korban bullying akan malu atau segan bercerita kepada oranglain. Karena anak tersebut mendapatkan tekanan batin akibat perlakuan bullying yang diterimanya. Jika kamu menjadi sasaran perilaku bullying, jangan ragu untuk bercerita pada orang yang kamu percaya. Jika kamu mengetahui adanya bullying, jangan ragu juga untuk memeranginya dengan cara yang bijak.

Khusus Untuk Anak Di Sekolah !
Tindakan Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempat-tempat yang tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya. Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi untuk menunjukkan “kekuasaannya” atas anak lain, agar tujuannya tercapai. Sekitar toilet sekolah, pekarangan sekolah, tempat menunggu kendaraan umum, lapangan parkir, bahkan mobil jemputan dapat menjadi tempat terjadinya Bullying.
Nah, kita sebagai kakak atau saudara yang lebih dewasa, kita wajib waspada akan adanya perilaku bullying pada adik kita, baik itu dia sebagai korban atau sebagai pelaku. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam kasus Bullying adalah :
Bagaimana mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan intimidasi di sekolahnya? Sejumlah tips yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber ini mungkin bisa membantu kita. Ciri-ciri yang harus diperhatikan di antaranya:
1. Enggan untuk pergi sekolah
2. Sering sakit secara tiba-tiba
3. Mengalami penurunan nilai
4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak
5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
7. Sulit untuk berteman dengan teman baru
8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka

Jika menemukan ciri-ciri seperti di atas, langkah yang harus dilakukan orangtua atau kita sebagai orang yang lebih dewasa, di antaranya:
1. Berbicara dengan orangtua si anak yang melakukan bully terhadap anak Anda
2. Mengingatkan sekolah tentang masalah seperti ini
3. Datangi konseling profesional untuk ikut membantu mengatasi masalah ini

Jika tindakan kekerasan ini masih terus berlanjut dan tidak ada respons yang baik dari sekolah, pikirkanlah cara lain. Salah satu pilihan, jika memungkinkan, pindahkan sekolah anak Anda. Dalam situasi yang ekstrem, mungkin perlu menghubungi polisi atau meminta perlindungan. Namun, hal yang paling penting adalah mendengarkan komplain anak dan tetaplah membuka komunikasi kepada mereka.

Jangan biarkan perilaku bullying tumbuh sumbur di lingkungan kita. Mungkin sepele namun pernah ada kasus pelajar SMP bunuh diri akibat sering diejek pernah tidak naik kelas (sumber: Kompas, 13 April 2007), atau kasus seperti di IPDN. Oleh karena itu sekarang juga, STOP BULLYING DI SEKITAR KITA! Jangan mau menjadi pelaku atau korban ! tingkatkan kesadaran bahwa kita perlu menjaga dan mengembangkan yang namanya TENGGANG RASA dan KESETIAKAWANAN SOSIAL.. :D

berbagai sumber::