Senin, 08 Oktober 2012

Analisis kelompok dari Film ‘Kinky Boots’


 tugas diskusi kelompok :
juli theresia     09072 


Sinopsis Film ‘Kinky Boots’

Film Kinky Boots mengisahkan tentang seorang bernama Charlie Price. Setelah ditinggal ayahnya meninggal, dia baru menyadari bahwa pabrik sepatunya Price&Son dalam keadaan sekarat. Maka Charlie terpaksa memecat 15 karyawannya, karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Kemudian muncul ucapan pemberi semangat dari salah satu karyawannya yang akan dipecatnya, Lauren. "Ini semua salahku, apa yang harus aku lakukan", memang sebuah kata-kata yang kuno, yang seolah-olah tanpa ada usaha sedikitpun untuk melakukan suatu perbaikan. Hal ini yang memicu Charlie untuk berpikir keras menyelamatkan Prince&Son yang sudah lama berdiri sejak akhir abad 19.
Ide bisa muncul darimana saja dan kapan saja, Charlie akhirnya bertemu dengan seorang waria yang bernama Lola alias Simon. Charlie akhirnya mempunyai ide untuk membuat sepatu khusus untuk para waria dengan Lola sebagai perancangnya. Pada sampel produk pertama, Charlie membuat sepatu berwarna merah untuk Lola, tetapi Lola merasa tersinggung karena tidak menarik sehingga membuat Lola marah.
Penerimaan Lola dalam pabrik price&Son ini mendapatkan hinaan dari Don Burton, hingga sampai akhirnya Lola mampu membuat Don bersikap hormat kepadanya.
Akhirnya untuk mengenalkan produknya, maka Charlie membawa semua hasil rancangannya ke Milan, pusat mode dunia. Charlie bekerja ekstra keras untuk mendapatkan respon yang baik di Milan, yang membuat dia dan karyawannya salah paham. Mereka baru bekerja ekstra keras setelah mengetahui Charlie benar-benar ingin membuat supaya semua ini sukses dan pabriknya tidak bangkrut, walau dia harus menggadaikan rumahnya. Kerja keras Charlie pun membuat dia bersitegang dengan tunangannya, bahkan hingga akhirnya ia putus dengan tunangannya.

Analisis Film berdasarkan Teori Belajar Awal :

-          Teori Gestalt
Gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan ketimbang sebagian saja, individu akan membangun persepsi ketimbang hanya menerima informasi secara pasif. Dalam Film Kinky Boots, Charlie mengalami kejadian yang membuat dia stress karena pabrik sepatu miliknya akan bangkrut, tetapi pada akhirnya ia membangun persepsi dan pemikirannya kembali sehingga pabrik Price&Son kembali maju dan selamat dari kebangkrutan.

-          Teori Thorndike
Teori thorndike biasa dirujuk sebagai teori behavioris namun berbeda dengan pengkondisian klasik. Pertama, Thorndike berfokus pada proses mental dan kedua pada perilaku mandiri. Ada 3 hukum belajar menurut Thorndike, yaitu law of effects, law of exercise, dan law of readiness.
Menurut Film Kinky Boots pada hukum pertama yaitu law of effects  menyatakan bahwa suatu keadaan yang memuaskan setelah respon akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut. Disini Lola sempat menolak sepatu yang telah dibuat oleh Charlie karena ia tidak menyukai warna merah. Kedua law of exercise  yaitu pengulangan dari pengalaman akan meningkatkan peluang respon respon yang benar. Dalam hal ini Charlie yang mengalami kebangkrutan pabrik sepatu miliknya merasa stress, hingga akhirnya ia bertemu Lola dan mereka pun bekerja sama untuk membangun kembali pabrik sepatunya. Charlie terlihat bersemangat dan terus mencoba membuat berbagai desain sepatu yang ia pasarkan di kota Milan, akhirnya semangat Charlie membuahkan hasil. Pabrik sepatunya bangkit lagi dan tidak mengalami kebangkrutan. Hukum ketiga law of readiness  yaitu kondisi yang mengatur keadaan disebut sebagai ‘’memuaskan” atau “menjengkelkan”. Disini Charlie segera merespon kondisi saat Lola menolak untuk bekerja sama dalam membangun Price&Son. Tetapi, pada akhirnya Lola ikut membantu dan bekerjasama untuk mendesain sepatu di pabrik Price&Son bersama Charlie. :)
                                            

Tidak ada komentar: