Pengalaman pribadi yang dibahas dengan menggunakan
teori Skinner
Sewaktu
saya masih kelas 5 sd, saya masih sering sekali membiarkan tas sekolah
tergeletak dibangku begitu saja sepulang sekolah, tidak membereskan buku saya,
ataupun boneka-boneka di kamar saya. Karena perilaku saya begitu,adik saya
malah ikut-ikutan seperti itu,sehingga kamar kami sering berantakan. Waktu ayah
pulang kerja dari kantor, ayah dan ibu saya berkata bahwa bila saya bisa
menyusun buku-buku dan boneka dikamar dengan baik, ayah dan ibu saya akan
memberikan cokelat sekotak besar kepada
saya. Mendengar kata cokelat sekotak besar pun saya mulai berlari cepat kekamar
saya untuk membereskan kamar saya. Setelah kamar rapi, ayah pun memberikan
hadiah cokelat tersebut. Ayah mengatakan, jika kamar saya selalu rapi, ayah
akan memberikan cokelat lagi, dan ibu juga akan memberikan seprai bergambar
boneka, dan hal itu membuat saya selalu membereskan tempat tidur ,dan mengajak
adik saya juga. Ibu dan ayah pun selalu memeriksa kamar dan memberikan cokelat ketika
terlihat rapi sampai kelas 2 smp. Sampai sekarang saya tetap membereskan kamar dan tidak membiarkan kamar
saya berantakan, walaupun ibu dan ayah saya tidak memberikan cokelat lagi (hehe..)
Proses belajar ini seperti yang dikatakan teori B.F.
Skinner, dimana unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya
penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment). Reinforcement
adalah suatu penguatan
yang diberikan kepada individu
agar perilaku yang diinginkan tetap muncul.Reinforcement sendiri ada yang positif dan negatif. Jika
dicocokkan dengan pengalaman saya, maka reinforcement positif yang saya terima
,berupa cokelat, dapat menghasilkan perilaku saya yang selalu membereskan kamar
dengan rapi ;) ;) ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar