Selasa, 17 Juni 2014

Apa itu Bullying?



Pagi ini ada ujian untuk masuk ke PTN bagi adik-adik yang baru saja lulus SMA. Nah, tiba-tiba saja tercetus dipikiran saya untuk menulis tentang BULLYING, karena kita tahu bahwa banyak kekerasan dikalangan remaja, disekolah ataupun kampus yang sangat mengkhawatirkan (tapi dikampus saya tidak ada lho yaaaa… yihaaa!).
Nahhh, apa itu Bullying? Istilah kekerasan di kalangan pelajar, sejak tahun 1970 lebih dikenal dengan istilah bullying. Seorang pelajar dikatakan sebagai korban bullying ketika ia diketahui secara berulang-ulang terkena tindakan negatif oleh satu atau lebih banyak pelajar lain. Tindakan negatif tersebut termasuk melukai, atau mencoba melukai atau membuat korban merasa tidak nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan secara fisik (pemukulan, tendangan, mendorong, mencekik, dll), secara verbal (memanggil dengan nama buruk, mengancam, mengolok-olok, jahil, menyebarkan isu buruk, dll.) atau tindakan lain seperti memasang muka dan melakukan gerakan tubuh yang melecehkan (secara seksual) atau secara terus menerus mengasingkan korban dari kelompoknya.
Perilaku bullying dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis seseorang. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak fisik bisa mengakibatkan kematian. Pada dampak psikologis, meskipun pada awalnya kurang terlihat namun pada jangka panjang dapat mengakibatkan penyesuaian sosial yang buruk, emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam), perasaan rendah diri/tidak berharga.
Untuk pencegahan perilaku ini dapat dengan memberikan informasi mengenai apa itu bullying, seperti apa bentuk-bentuknya dan bagaimana dampaknya terhadap pelaku serta korban.
Sedangkan untuk penanganan perilaku bullying adalah dengan sharing yang menuju pada perubahan perilaku yang lebih baik. Atau dengan konseling. Biasanya anak korban bullying akan malu atau segan bercerita kepada oranglain. Karena anak tersebut mendapatkan tekanan batin akibat perlakuan bullying yang diterimanya. Jika kamu menjadi sasaran perilaku bullying, jangan ragu untuk bercerita pada orang yang kamu percaya. Jika kamu mengetahui adanya bullying, jangan ragu juga untuk memeranginya dengan cara yang bijak.

Khusus Untuk Anak Di Sekolah !
Tindakan Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempat-tempat yang tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya. Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi untuk menunjukkan “kekuasaannya” atas anak lain, agar tujuannya tercapai. Sekitar toilet sekolah, pekarangan sekolah, tempat menunggu kendaraan umum, lapangan parkir, bahkan mobil jemputan dapat menjadi tempat terjadinya Bullying.
Nah, kita sebagai kakak atau saudara yang lebih dewasa, kita wajib waspada akan adanya perilaku bullying pada adik kita, baik itu dia sebagai korban atau sebagai pelaku. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam kasus Bullying adalah :
Bagaimana mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan intimidasi di sekolahnya? Sejumlah tips yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber ini mungkin bisa membantu kita. Ciri-ciri yang harus diperhatikan di antaranya:
1. Enggan untuk pergi sekolah
2. Sering sakit secara tiba-tiba
3. Mengalami penurunan nilai
4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak
5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
7. Sulit untuk berteman dengan teman baru
8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka

Jika menemukan ciri-ciri seperti di atas, langkah yang harus dilakukan orangtua atau kita sebagai orang yang lebih dewasa, di antaranya:
1. Berbicara dengan orangtua si anak yang melakukan bully terhadap anak Anda
2. Mengingatkan sekolah tentang masalah seperti ini
3. Datangi konseling profesional untuk ikut membantu mengatasi masalah ini

Jika tindakan kekerasan ini masih terus berlanjut dan tidak ada respons yang baik dari sekolah, pikirkanlah cara lain. Salah satu pilihan, jika memungkinkan, pindahkan sekolah anak Anda. Dalam situasi yang ekstrem, mungkin perlu menghubungi polisi atau meminta perlindungan. Namun, hal yang paling penting adalah mendengarkan komplain anak dan tetaplah membuka komunikasi kepada mereka.

Jangan biarkan perilaku bullying tumbuh sumbur di lingkungan kita. Mungkin sepele namun pernah ada kasus pelajar SMP bunuh diri akibat sering diejek pernah tidak naik kelas (sumber: Kompas, 13 April 2007), atau kasus seperti di IPDN. Oleh karena itu sekarang juga, STOP BULLYING DI SEKITAR KITA! Jangan mau menjadi pelaku atau korban ! tingkatkan kesadaran bahwa kita perlu menjaga dan mengembangkan yang namanya TENGGANG RASA dan KESETIAKAWANAN SOSIAL.. :D

berbagai sumber::

Tidak ada komentar: