Pagi ini ada ujian untuk
masuk ke PTN bagi adik-adik yang baru saja lulus SMA. Nah, tiba-tiba saja
tercetus dipikiran saya untuk menulis tentang BULLYING, karena kita tahu bahwa
banyak kekerasan dikalangan remaja, disekolah ataupun kampus yang sangat
mengkhawatirkan (tapi dikampus saya tidak ada lho yaaaa… yihaaa!).
Nahhh, apa itu Bullying? Istilah kekerasan di kalangan
pelajar, sejak tahun 1970 lebih dikenal dengan istilah bullying. Seorang pelajar
dikatakan sebagai korban bullying ketika ia diketahui secara berulang-ulang
terkena tindakan negatif oleh satu atau lebih banyak pelajar lain. Tindakan
negatif tersebut termasuk melukai, atau mencoba melukai atau membuat korban
merasa tidak nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan secara fisik (pemukulan,
tendangan, mendorong, mencekik, dll), secara verbal (memanggil dengan nama
buruk, mengancam, mengolok-olok, jahil, menyebarkan isu buruk, dll.) atau
tindakan lain seperti memasang muka dan melakukan gerakan tubuh yang melecehkan
(secara seksual) atau secara terus menerus mengasingkan korban dari
kelompoknya.
Perilaku bullying
dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis seseorang. Bahkan dalam
kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak fisik
bisa mengakibatkan kematian. Pada dampak psikologis, meskipun pada awalnya
kurang terlihat namun pada jangka panjang dapat mengakibatkan penyesuaian
sosial yang buruk, emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu,
sedih, tidak nyaman, terancam), perasaan rendah diri/tidak berharga.
Untuk pencegahan perilaku
ini dapat dengan memberikan informasi mengenai apa itu bullying,
seperti apa bentuk-bentuknya dan bagaimana dampaknya terhadap pelaku serta
korban.
Sedangkan untuk
penanganan perilaku bullying adalah dengan sharing yang
menuju pada perubahan perilaku yang lebih baik. Atau dengan konseling. Biasanya
anak korban bullying akan malu atau segan bercerita kepada
oranglain. Karena anak tersebut mendapatkan tekanan batin akibat perlakuan bullying
yang diterimanya. Jika kamu menjadi sasaran perilaku bullying,
jangan ragu untuk bercerita pada orang yang kamu percaya. Jika kamu mengetahui
adanya bullying, jangan ragu juga untuk memeranginya dengan cara
yang bijak.
Khusus Untuk Anak Di Sekolah !
Tindakan
Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempat-tempat yang tidak diawasi
oleh guru atau orang dewasa lainnya. Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi
untuk menunjukkan “kekuasaannya” atas anak lain, agar tujuannya tercapai.
Sekitar toilet sekolah, pekarangan sekolah, tempat menunggu kendaraan umum,
lapangan parkir, bahkan mobil jemputan dapat menjadi tempat terjadinya
Bullying.
Nah, kita
sebagai kakak atau saudara yang lebih dewasa, kita wajib waspada akan adanya
perilaku bullying pada adik kita, baik itu dia sebagai korban atau sebagai
pelaku. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam kasus Bullying adalah :
Bagaimana
mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan intimidasi di sekolahnya?
Sejumlah tips yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber ini mungkin bisa
membantu kita. Ciri-ciri yang harus diperhatikan di antaranya:
1. Enggan untuk
pergi sekolah
2. Sering sakit
secara tiba-tiba
3. Mengalami
penurunan nilai
4. Barang yang
dimiliki hilang atau rusak
5. Mimpi buruk
atau bahkan sulit untuk terlelap
6. Rasa amarah
dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
7. Sulit untuk
berteman dengan teman baru
8. Memiliki
tanda fisik, seperti memar atau luka
Jika menemukan
ciri-ciri seperti di atas, langkah yang harus dilakukan orangtua atau kita
sebagai orang yang lebih dewasa, di antaranya:
1. Berbicara
dengan orangtua si anak yang melakukan bully terhadap anak Anda
2. Mengingatkan
sekolah tentang masalah seperti ini
3. Datangi
konseling profesional untuk ikut membantu mengatasi masalah ini
Jika tindakan
kekerasan ini masih terus berlanjut dan tidak ada respons yang baik dari
sekolah, pikirkanlah cara lain. Salah satu pilihan, jika memungkinkan,
pindahkan sekolah anak Anda. Dalam situasi yang ekstrem, mungkin perlu
menghubungi polisi atau meminta perlindungan. Namun, hal yang paling penting
adalah mendengarkan komplain anak dan tetaplah membuka komunikasi kepada
mereka.
Jangan biarkan
perilaku bullying
tumbuh sumbur di lingkungan kita. Mungkin sepele namun pernah ada kasus pelajar
SMP bunuh diri akibat sering diejek pernah tidak naik kelas (sumber: Kompas, 13
April 2007), atau kasus seperti di IPDN. Oleh
karena itu sekarang juga, STOP BULLYING
DI SEKITAR KITA! Jangan mau menjadi pelaku atau korban ! tingkatkan kesadaran
bahwa kita perlu menjaga dan mengembangkan yang namanya TENGGANG RASA dan KESETIAKAWANAN SOSIAL.. :D
berbagai sumber::
berbagai sumber::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar